Seperti selimut

Sendiri aku, melihat langit biru tiada..

awan hitam membelenggu hati ini sebab ternyata malam

wajahku malu sayu pada sang bintang di ufuk timur

sendiri bersinar terang tiada kesepian

alunan musik disco trance kunyalakan

makin sedih saja rasanya saat teringat terakhir bertemu

belahan dadanya yang di balut bra hitam mengglantung

saat dirinya menundukan tubuh menggapai sandalnya

aku kesulitan bernafas saat sadar begitu anggun dan menawan dirinya

melodi cinta bergeming merayapi tubuh bisu

mentari segera berganti

apakah ini pertanda saat nyanyian malam kembali hadir

untuk aku merasakan pahit lagi seperti 2 tahun lalu

aku merindukannya sampai-sampai malas makan

aku ingin memeluknya erat seperti hangat selimut 

mengapa lama sekali tidak kembali

lama sekali aku menunggunya hingga pantat ini panas

di tinggalkah aku

dia pergikah entah kemana seperti dulu yang pernah aku kenal

setidaknya dirinya masih seperti dirinya saat pertama

makin panjang cerita ini sampai perih

lampu-lampu kota masih menyala terang 

saat aku diam seribu bahasa menganga tajam

aku merindukannya namun jauh

aku ingin memeluknya seperti yang pernah terbayang

ingin sekali memeluknya erat, hangat seperti selimut